Begitu Cepatnya Waktu Berjalan

Tak terasa esok sudah hari jumat lagi. Padahal rasanya baru kemarin hari senin. Begitulah, waktu memang berjalan sangat cepat. Terlalu cepat malah. Sampai-sampai kita tidak sadar bahwa sudah terlalu banyak waktu yang kita sia-siakan. Semoga kita bukan termasuk golongan orang-orang yang menyia-nyiakan waktu kita. Amin.


Bicara soal waktu, hari jumat dan sabtu esok bisa dibilang adalah hari yang spesial bagi sebagian besar mahasiswa ITB. Kenapa? karena di kedua hari itu akan berlangsung rangkaian acara wisuda sebagai prosesi yang menandakan mereka telah resmi lulus. Yang menarik, mereka-mereka yang akan diwisuda adalah kakak-kakak kelas yang dulu menyambut saya saat kaderisasi masuk himpunan. Dan sekali lagi, rasanya baru kemarin saya masuk himpunan dan disambut oleh mereka-mereka ini. Ternyata besok saya sudah harus berpisah dan melepas kepergian mereka. Hal ini kembali menunjukkan bahwa waktu memang sungguh berjalan sangat cepat. Waktu berlari mengejar kita, dan apabila kita tidak berlari lebih cepat lagi maka kita akan semakin tertinggal dan ujung-ujungnya hanya penyesalan yang bisa kita lakukan.


Anyway, saya sebagai salah satu orang yang pernah dididik oleh mereka hanya bisa mengucapkan selamat karena telah berhasil menyelesaikan pendidikan di kampus ITB ini. Semoga apa yang telah dipelajari selama empat tahun lebih bisa memberikan manfaat buat mereka dan bisa diimplementasikan untuk kemajuan bangsa ini. Mohon doanya juga, semoga saya dan teman-teman seangkatan saya bisa segera menyusul di bulan Juli, Oktober, dan April nanti. Amin.

view_1803-1193644266.jpg (350×262)
Wisuda ITB

Mereka di Mata Saya (2)

Saya akan mencoba melanjutkan testimoni tentang mereka-mereka yang selama ini telah banyak terlibat dalam kehidupan saya dan sedikit banyak telah membentuk saya sehingga bisa menjadi seperti sekarang ini. Kali ini saya akan bercerita sedikit tentang teman-teman lab telematika. Sebagai informasi, di jurusan saya ada ruang residensi telematika yang punya fasilitas lengkap, mulai dari internet sampai tempat tidur. Karena itu kami banyak menghabiskan waktu disini, mulai dari sekedar bermain PES ataupun serius mengerjakan Tugas Akhir. Dan inilah sedikit cerita saya tentang mereka-mereka yang selalu setia bersama saya di lab ini.

Ruang Residensi Telematika, tempat segala canda tawa suka dan duka dibagi selama satu semester ini



1. Sandy Akbar Nusantara (Sandy)
Penghuni tetap residensi telematika. Tidak adanya akses internet di kosannya membuat Sandy lebih memilih menginap di residensi karena bisa mendapat akses internet tanpa batas dan juga bisa menonton TV. Residensi bisa dibilang sudah menjadi rumah sendiri bagi Sandy. Bahkan dia juga membuka Warung Residensi dengan dagangan utamanya adalah minuman dingin. Walaupun harganya agak berlebihan, tapi tetap saja laku. Sandy adalah calon entepreneur muda yang insya Allah akan sukses di masa depan. Hal ini dibuktikan dengan keterlibatannya di Lamda Radio (perusahaan yang bergerak di bidang antena) dan juga menginisiasi start-up company di bidang IT & Renewable Energy. Sandy juga seorang yang supel dan berinisiatif dalam membangun jaringan. Terbukti dalam satu kesempatan ketika saya bersama Sandy dan teman-teman sedang dalam perjalanan backpacking ke Lombok, dia berinisiatif berbincang dengan orang Perancis yang kebetulan satu kapal dengan kami. Ah iya, beliau bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan di Perancis dan Insya Allah akan lulus di bulan Juli ini. Semoga sukses!


2. Aulia Virnanda Suraperwata (Aul)
Penghuni tetap residensi lainnya selain Sandy, walaupun sebenarnya Aul merupakan mahasiswa dengan kelompok keahlian LTRGM. Aul juga menjadi inisiator warung residensi juga selain Sandy. Bedanya Aul menjual bermacam-macam snack, mulai dari Beng-Beng sampai makaroni MSG dan juga Yupi yang mengingatkan kita kepada masa muda dulu. Beliau banyak berperan dalam mengatur residensi sehingga menjadi lebih rapih dan nyaman untuk ditempati. Selain berencana untuk lulus Juli dan mengikuti program fasttrack, Aul juga banyak aktif sebagai asisten di sejumlah lab. Mantan ketua MBWG ini juga punya track record akademik yang mentereng. Pendamping Wisuda pun telah dia miliki, tinggal masa depan yang cerah siap menanti.


3. Achmadnoer Sukma Wicaksana (Sukma)
Salah satu “penjahat” di Telekomunikasi 2008. Kerap kali iseng dan melakukan serangkaian pembajakan terhadap berbagai perangkat telekomunikasi yang keamanannya lemah. Saudari Raisha Andina dan Pedcawanto adalah orang-orang yang paling sering jadi korban kejahatan Sukma. Meski begitu, sulit sekali membalas keisengan dan kejahatan orang yang satu ini, karena dia jauh lebih cerdik dari yang kita kira. Tidak mau kalah denga Aul dan Sandy, Sukma juga punya usaha MLM. Namun bedanya, MLM yang satu ini adalah dalam urusan membully orang lain, karena berkat penilaian Sukma terhadap salah satu teman kami (baca : Pedca) yang katanya mirip tukang nasi goreng di depan kosannya, maka hingga kini Peddca selalu akrab dengan sebutan tukang nasi goreng. Dan semua itu karena Sukma. Dia juga tak jarang mengaku bahwa dirinya tak bisa dalam suatu mata kuliah, tapi ternyata sering mendapat hasil paling tinggi, sampai-sampai banyak yang kesal dengan tingkahnya ini. Tapi di luar itu semua, saya harus mengakui bahwa Sukma adalah seorang fast learner yang pantang menyerah. Dan saya yakin bahwa dia bisa mewujudkan apa yang dia tulis di biografi akun twitternya bahwa he’ll become somebody soon.


4. Farid Rahman (Farid)
Teman dekat si Doel, karena sama-sama anak betawi asli. Bisa dibilang salah satu jagoan stand up comedy di HME walaupun masih malu-malu untuk mengakuinya. Pemain belakang dan drummer handal ini terkadang agak galak tapi juga doyan ngatain orang. Namun tak jarang juga menjadi sasaran tembak oleh mereka-mereka yang jahat. Punya kemauan yang kuat dan sangat bekerja keras kalau sudah berurusan dengan yang namanya akademik. Dan satu lagi, dia sering sekali jengkel ketika saya melakukan lawakan yang tidak lucu. Terlepas dari itu, Farid sebenarnya adalah orang yang baik hati dan konkrit serta setia dengan pacarnya. Sebagai partner tugas akhir saya, saya hanya berharap dari kebaikannya untuk bisa berbagi ilmu dengan saya, berhubung saya baru ganti topik akhir-akhir ini.


5. Teuku Zulfikar Amin (Ijul)
Ketua angkatan HME 08 ini sangat dinanti kehadirannya di residensi. Bukan karena badannya yang besar, tetapi karena laptopnya. Ya, berhubung laptopnya termasuk yang masih baru dan memiliki spesifikasi yang cukup bagus maka hanya laptop ini yang bisa digunakan untuk bermain PES. Sayangnya Ijul hanya datang ke kampus selama 2 hari dalam seminggu sehingga kehadirannya memang sungguh sangat dinanti terutama bagi mereka yang cepat jenuh dengan aktivitas mengerjakan tugas akhir. Gaya tidurnya mengingatkan kita terhadap salah satu pokemon yang doyan tidur. Meski doyan tidur, namun Ijul cukup punya track record yang mantap. Bekal sebagai koordinator asisten lab telematika di semester ganjil membuktikan hal itu. Dia pun pernah menjadi manajer kontingen HME dan juga wakil ketua II di BP HME ITB walaupun katanya agak gabut. Kehidupan percintaannya cukup misterius, seperti halnya asal mula gen india yang terpancar dari wajahnya padahal dia tidak ada keturunan india sama sekali. Namun tekadnya yang kuat untuk lulus di bulan Juli dengan tugas akhir yang spektakuler dan kabarnya akan menjadi killer apps bagi BlackBerry Messenger membuat Ijul sungguh memiliki masa depan cemerlang.


6. Andreas Manaor (Manaor)
Sosok yang satu ini sangat akrab dengan Tomcat. Tercatat sudah 2 kali dia dihinggapi oleh binatang yang sedang jadi sorotan ini. Mungkin Manaor punya daya tarik tersendiri yang membuat Tomcat sering mampir kepadanya. Selain itu kabarnya sang adik juga menjadi korban Tomcat, padahal posisinya jauh dari Manaor. Inilah mengapa saya katakan bahwa dia akrab dengan Tomcat. Salah satu yang sering menginap juga di residensi, namun biasanya dia punya ritual untuk pulang ke kosan hanya untuk makan catering yang sudah disediakan di kosannya. Juventini yang satu ini harus diakui memiliki kemampuan bermain PES yang cukup mumpuni, walaupun tak jarang juga dibully-bully. Sepertinya Manaor masih akan lama berada di residensi, berhubung dirinya baru mengambil TA1 semester ini. Meski begitu, kemampuan bernyanyinya tak perlu diragukan lagi. Suaranya yang ngebass sungguh menarik perhatian para wanita, apalagi setelah menjadi anggota Paduan Suara Mahasiswa dan tim Acapella HME ITB. Nantikan penampilan terdekatnya di acara malam Wisuda April HME ITB.


7. Chandra Satriana (Chandra)
Dulu saya tak terlalu mengenal Chandra. Saya hanya melihatnya sebagai sosok yang pintar namun pendiam. Ternyata setelah sering menghabiskan waktu bersama di residensi saya bisa melihat Chandra yang sebenarnya. Di balik sosoknya yang kalem dan tenang, Chandra ternyata punya sisi jahat juga. Akhir-akhir ini dia jadi sering membully orang walaupun tidak separah yang lain. Hal ini cukup mengejutkan juga buat saya. Meski begitu, kemampuan akademiknya tidak perlu diragukan lagi. Progres tugas akhirnya pun sungguh cepat walaupun tak secepat kereta shinkansen. Kecepatannya dalam mengerjakan tugas akhir membuat rekan-rekannya yang lain seperti Sukma dan Ijul harus bekerja keras dalam memperpendek jarak dengan Chandra. Aplikasi yang dia buat untuk tugas akhir pun cukup menjanjikan dan mungkin akan menjadi proyek start up company pertamanya. Saya harus banyak belajar dari sosok seperti Chandra, yang mengutamakan prinsip sedikit bicara, sedikit bermain, banyak kerja.


8. Pedcawanto K.A. (Pedca)
Sosok yang mungkin sudah sangat terkenal seantero kampus. Pengalamannya di bidang pengabdian masyarakat membuat peran Reza Hakim sang menko menjadi tidak terlihat sama sekali. Namun bukan ini yang membuatnya terkenal, tapi ternyata karena reputasinya sebagai pebisnis di bidang kuliner yang sebenarnya tidak nyata. Seperti yang sudah sempat saya bilang di awal, ini semua karena ulah Sukma yang membuat Pedca menjadi korban. Tapi tak apa, karena sepertinya Pedca menjadi bersemangat untuk bisa merintis bisnis kuliner setelah lulus. Hal ini dibuktikan dengan kata-katanya kepada direktur XL saat kuliah umum telekomunikasi beberapa hari yang lalu. Dia bilang, “Saya ingin jadi CEO juga bu.” Saya coba mengaminkan saja, semoga bisa terwujud. Oiya, menurut teman saya Farid, Pedca ini adalah sosok yang unik. Unik karena berbagai perilakunya, terutama di dunia maya. Dan menurut saya pribadi, Pedca ini adalah orang yang tidak belajar dari pengalaman, karena dia seringkali meninggalkan laptopnya di residensi dalam keadaan menyala dan saat itulah para penjahat beraksi untuk melakukan hacking terhadap akun twitter dan facebooknya. Namun satu hal yang saya salut dari Pedca adalah dia punya kemauan dan mimpi yang besar serta semangat yang tak pernah padam. Beliau juga bukan orang yang pendendam walaupun sudah sering menjadi korban. Semoga Allah membalas segala kebaikan anda.


Itulah sedikit cerita tentang teman-teman saya di residensi telematika. Poin yang saya tekankan cuma satu : tidak semua yang saya tulis ini benar. Lebih baik diklarifikasikan dulu kepada yang bersangkutan. Mohon maaf bagi kalian yang namanya tertulis disini dan merasa deskripsinya kurang tepat. Saya hanya ingin mengapresiasi kalian yang telah membuat hidup ini menjadi lebih menarik, hehehe. Buat yang namanya gak saya sebutkan mohon maaf juga ya, mungkin akan masuk di edisi lainnya hehehe. Thanks guys!

Telekomunikasi ITB 2008, para penghuni residensi telematika