![]() |
Pejuang yang menantang maut (Dokumentasi Pribadi) |
![]() |
Para pejuang ekstrim di area yang “katanya” ekstrim (Dokumentasi : Andro Suryo) |
![]() |
Para pejuang tangkuban perahu, minus saya tentunya (Dokumentasi Pribadi) |
![]() |
Pejuang yang menantang maut (Dokumentasi Pribadi) |
![]() |
Para pejuang ekstrim di area yang “katanya” ekstrim (Dokumentasi : Andro Suryo) |
![]() |
Para pejuang tangkuban perahu, minus saya tentunya (Dokumentasi Pribadi) |
![]() |
Dokumentasi Pribadi |
Bubur ayam adalah santapan yang biasanya kita makan saat pagi hari. Makanan ini menjadi salah satu pilihan untuk sarapan karena mudah dicerna dan simpel. Jika sedang bingung mau makan apa ataupun bosan dengan makanan yang itu-itu aja, bubur ayam bisa menjadi solusi.
Nah, bagaimana rasanya jika kita makan bubur ayam di malam hari? Buat anda-anda yang ada di Bandung, mungkin bisa mampir ke Jalan Asia Afrika di depan hotel Savoy Homann saat malam hari. Disana ada penjual bubur ayam yang rasanya sangat nikmat. Biasanya tukang bubur ini disebut Bubur Savoy, mungkin karena dia berdagang di depan hotel ini. Walaupun makanannya hanya bubur, namun pembelinya sangat banyak. Ini bisa terlihat dari banyaknya mobil yang parkir di sepanjang jalan asia afrika. Mereka datang dari berbagai wilayah di Bandung dan sekitarnya hanya untuk mencicipi bubur ini.
Lantas apakah rasanya seenak itu sampai-sampai banyak yang mampir? Ya, menurut saya rasanya cukup enak. Rasanya satu porsi tidak cukup untuk membuat lidah ini puas. Tapi harganya bisa dibilang cukup mahal untuk ukuran bubur, 15 ribu rupiah per porsi. Namun suasana malam jalan Asia Afrika yang cukup menarik di malam hari membuat harga tersebut cukup sepadan. Buat anda-anda yang sedang berada di Bandung dan senang berwisata kuliner, mungkin bubur ini bisa menjadi salah satu pilihan yang bisa anda cicipi. Selamat menikmati.
Setelah berjalan mendaki gunung lewati lembah dan melihat berbagai pemandangan yang indah, kami memasuki area yang cukup sulit yaitu hutan. Guide kami yaitu Iqbal memang sudah memperingatkan bahwa kami akan melalui hutan, namun ternyata hutan yang kami lalui ini jauh lebih sulit dan lebih berbahaya dibanding yang pernah Iqbal lewati dahulu. Jalan yang sempit (bahkan bisa dibilang tidak ada jalan) ditambah tanah yang rentan longsor membuat kami harus ekstra hati-hati. Belum lagi ancaman hewan-hewan seperti lebah yang terkadang muncul tiba-tiba. Tanaman berduri pun siap merobek kulit kami jika kami sembarangan dalam mencari pegangan. Tak jarang kami juga menemukan pohon yang menutupi jalan sehingga kami harus merangkak dan berjalan menyamping layaknya model di iklan WRP.
Saya sendiri sempat khawatir bahwa kami tidak akan bisa keluar dari hutan ini, mengingat hampir satu jam kami terjebak dan belum ada tanda-tanda bahwa kami menuju jalan yang tepat. Tapi kami semua tetap optimis dan saling membantu selama perjalanan. Optimisme kami ini akhirnya membuahkan hasil karena kami mendengar suara motor di dekat kami, yang artinya kami menuju jalan yang tepat! Dan benar saja, tak lama kemudian kami telah sampai di jalan setapak nan berbatu. Perjuangan keras kami di dalam hutan pun tak sia-sia. Alhamdulillah, kami semua masih diberi kesempatan hidup oleh Allah.
![]() |
Masih lengkap gan! (Dokumentasi Pribadi) |
Kerasnya perjalanan kali ini pun memakan korban yaitu sandal gunung saya. Kondisinya menjadi mengenaskan dan akhirnya tak dapat dipakai kembali. Beruntung teman saya Farid membawa sandal cadangan walaupun hanya sandal jepit. Tak apalah, yang penting bisa dipakai. Kapan lagi kan naik gunung memakai sandal jepit? :)) Anyway, perjalanan berlanjut dengan menyusuri jalan berbatu yang cukup lebar dan membosankan. Ya, dibandingkan dengan petualangan di hutan, jalanan ini memang kurang memiliki tantangan. Tapi karena jarak dengan puncak tangkuban perahu masih jauh maka kita harus terus berjalan.
![]() |
Challenge Accepted : Naik gunung dengan sandal jepit (Dokumentasi Pribadi) |
Satu jam kami berjalan, akhirnya ada tanda-tanda bahwa kami semakin dekat. Sebuah batu yang berada di tengah persimpangan jalan membuat kami mengambil jalan ke kanan. Jalanan menjadi lebih sempit dan lagi-lagi menjadi seperti selokan. Namun tak lama kemudian kami pun tersenyum, karena kami telah tiba di puncak Gunung Tangkuban Perahu! Pemandangannya sungguh luar biasa, terlebih karena lokasi pendakian kami bukan lokasi yang biasanya dilalui oleh masyarakat umum. Alhamdulillah, perjuangan kami terbayarkan juga.
![]() |
Nampang dulu boleh lah ya (Dokumentasi Pribadi) |
Bersambung…
Wah, tak terasa esok hari kita telah memasuki bulan Ramadhan kembali. Rasanya baru kemarin deh kita puasa, tau-tau sudah mau puasa lagi. Mudah-mudahan bulan Ramadhan kali ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua ya! Yuk rame-rame meningkatkan kualitas diri di bulan yang suci ini. Dan khusus buat saya dan teman-teman yang sedang mengerjakan Tugas Akhir, semoga Ramadhan kali ini adalah Ramadhan terakhir sebagai mahasiswa ITB ya! Amin amin amin!
Selamat berpuasa!
![]() |
Sumber : http://myhavies.blogspot.com |
Kali ini saya ingin berbagi cerita tentang kegiatan jalan-jalan saya kemarin. Objek yang dituju adalah Gunung Tangkuban Perahu. Bisa dibilang bukan objek yang seru dan cukup menarik karena untuk mencapainya sendiri bisa dengan memakai kendaraan, namun yang membuatnya berbeda adalah bagaimana cara menuju kesana yaitu dengan jalan kaki alias hiking! Ya, berhubung saya dan kebanyakan teman-teman saya belum pernah merasakan naik gunung, jadi tidak ada salahnya untuk mencoba hal ini. Tangkuban perahu dipilih sebagai objek karena tidak terlalu jauh dan bisa dibilang cukup mudah.
Singkat cerita, pasukan dan perlengkapan pun disiapkan. Rencana telah diatur jauh-jauh hari agar bisa berangkat dengan nyaman. Dan inilah para pejuang ET08 yang siap mempertaruhkan nyawa demi menuju puncak tangkuban perahu.
![]() |
Dokumentasi Pribadi |
Berangkatlah kami semua dari kampus ITB pukul 7 pagi. Villa istana bunga menjadi tujuan kami karena dari sanalah pendakian dimulai. Kami pun segera menyusuri jalan setapak yang ada disana. Perjalanan disini masih cukup mudah, yang menantang hanyalah tanjakannya yang cukup menguras stamina. Tapi rasa lelah yang mendera di awal perjalanan ini terbayarkan oleh pemandangan indah yang mungkin sudah jarang ditemukan di tengah kota Bandung.
![]() |
Dokumentasi Pribadi |
![]() |
Dokumentasi Pribadi |
![]() |
Foto terakhir sebelum masuk hutan. Apakah akan tetap tersenyum setelah keluar hutan? (Dokumentasi Pribadi) |
![]() |
Tampilan Pinstagram (Dokumentasi Pribadi) |
Talking about information and communication technologies and socio-economic development
Evaluation and Experience
the least I can do is to put it into words
Ingin jadi wartawan, nyasar jadi guru
PERJALANAN by RKamil
"The closer you look, the less you will see"
root for beauty
Lifeline
Trust is loyalty, patience is the lesson of waiting. Let's packing and start the journey with a smile :)
Aku mulai saat ini juga. Kamu?
Just super stories of my life
"Kenapa harus takut bermimpi besar? Bukankah Allah itu sesuai prasangka hamba-Nya?"
Blog untuk Generasi Penerus Bangsa
Quality and Excellence in European Higher Education
Beautiful Face Never Comes from an Empty Stomach