Aku Rindu Menjadi Supporter HME

sup·port·er [sə páwrtər]

(plural sup·port·ers)

noun

somebody who supports something: somebody who supports somebody or something, such as a cause, idea, course of action, or political party

  • greeted by a crowd of supporters
  • Microsoft® Encarta® 2009. © 1993-2008 Microsoft Corporation. All rights reserved.





    Bagi sebagian orang, menjadi supporter mungkin adalah suatu kegiatan yang membosankan. Teriak-teriak sampe capek, kesannya ugal-ugalan gak tau aturan, dan stigma buruk lain. Tapi tidak demikian bagi saya. Menjadi supporter adalah sebuah sensasi tersendiri yang benar-benar luar biasa.

    Oiya, biar gak salah tangkep, supporter yang saya maksud disini adalah supporter olahraga. Karena tentu saja kalau jadi supporter lomba nyanyi gak akan terkesan ugal-ugalan, hehehe.

    Saya pertama kali menjadi supporter pada tahun 2007. Tepatnya ketika Indonesia mendapat kesempatan sebagai tuan rumah Piala Asia 2007. Pertandingan pertama melawan Bahrain, satu-satunya pertandingan yang mungkin dimenangi Indonesia. Karena itu saya memilih pertandingan ini untuk disaksikan langsung. Saya menyaksikannya berempat dengan teman-teman SMA saya. Awalnya kesan yang ada setiap ada siaran langsung sepakbola adalah, view-nya gak asik. Kenapa? Kalau misalnya nonton di tivi pastinya kita bisa nonton dari berbagai sisi karena kameranya ada banyak, jadi menurut saya lebih asik. Ternyata pandangan saya itu salah total. Nonton di Stadion secara langsung itu sensasinya lebih terasa men! Feelnya lebih mantab!

    Seumur-umur saya pernah upacara bendera dari kelas 1 SD sampe kelas 3 SMA, saya gak pernah menghayati lagu Indonesia Raya dan menyanyikannya dengan penuh rasa bangga. Tapi, saat nonton langsung di Stadion demi mendukung timnas Indonesia, saya sampai berkaca-kaca menyanyikan lagu kebangsaan kita ini. Saya yakin gak cuma saya yang merasakannya. Semua pendukung Indonesia disana pasti merasakan yang sama. Entah kenapa. Itulah sensasi yang tak bisa saya deskripsikan.

    Selama pertandingan pun, saya gak pernah berhenti untuk selalu menyanyikan lagu-lagu supporter yang dipelopori oleh The Jak Mania. Lagu yang sering dinyanyikan itu biasanya yang ini :

    Yo ayo, ayo Indonesia, kuingin, kita harus menang!!!!!

    Lagu-lagu lain banyak juga yang dinyanyikan, tapi saya lupa, hahaha. Yang jelas kami tak pernah berhenti. Dan dukungan supporter memang menjadi obat penambah semangat tersendiri buat para pemain. Hasilnya, Indonesia menang 2-1. Euforia kemenangan yang meluap pun sungguh luar biasa. Dan semua tak lepas dari peran supporter setia timnas Indonesia.

    Itulah awal mula saya menjadi supporter secara langsung. Event selanjutnya adalah semifinal Thomas Cup 2008 antara Indonesia vs Korsel yang sayangnya berakhir dengan kekalahan Indonesia. Sensasinya tidak seheboh Piala Asia, namun tetap memiliki bumbu tersendiri.

    Sejak itu, saya tidak menyangka akan kembali banyak berkecimpung di dunia persupporteran. HME ITB ternyata memfasilitasi hal ini. Supporter HME sudah melegenda di bumi Ganesha. Dengan Rafi sebagai pioneernya, supporter HME selalu menjadi momok bagi tim lawan dan menjadi obat tersendiri bagi para pemain. Banyak event yang sudah saya lalui sebagai supporter HME, seperti wisudaan, Female Futsalista, GBS, GFL, Quartlon, dan event lainnya. Semuanya saya lakukan dengan totalitas maksimal. Tujuannya hanya satu : membuat HME berjaya. Juara seperti salamnya. OK CHAMP!

    Tapi itu sudah lama berlalu. Sudah lama tidak ada event yang bisa menyatukan seluruh massa HME lewat supporternya. Dan aku merindukan hal itu. Aku rindu menjadi supporter HME. Aku rindu menyanyikan lagu-lagu kebanggaan kita semua, rindu membuat HME berjaya. Aku tidak sabar menanti event-event terdekat : Wisudaan, Futsalista, dan Olimpiade. Tak sabar ingin mengeluarkan seluruh suaraku demi mendukung himpunanku.

    Mudah-mudahan kerinduanku terbayarkan sebentar lagi.